LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
HIDRODINAMIKA
DISUSUN OLEH:
NAMA : FAHRIL RAHMADANIAR
NIM : 155080200111002
KELAS : P05
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA
PERIKANN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRODINAMIKA 2016
Dengan ini menyatakan bahwa telah disetujui Laporan Akhir Praktikum
Hidrodinamika.
Malang,
22 Desember 2016
Menyetujui,
Dosen
Pengampu
Ir. Agus Tumulyadi, M.P.
NIP.
19460830 198903 1 002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan ketik
Hidrodinamika. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Tim asisten praktikum Hidrodinamika yang telah membing atas
terciptanya laporan ketik akustik ini.
2.
Kedua
orang tua yang selalu mendoakan dan memberi dorongan moral dan materil.
3.
Teman-teman
yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Malang, 22 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat penangkap ikan
didefinisikan sebagai peralatan tangkap untuk menangkap ikan dan hewan laut
lainnya yang dioperasikan dari atas kapal/perahu atau dari darat. Alat tangkap adalah alat
yang digunakan oleh nelayan dan pemancing unutk mendapatkan ikan dan hewan laut
lainnya. Ada berbagai macam alat tangkap yang biasanya digunakan oleh para
nelayan untuk menangkap ikan di lautan. Salah satu alat tangkap yang sering
digunakan oleh nelayan adalah payang dan gill net.
Menurut
Genisa (1998), alat tangkap payang hampir dikenali diseluruh daerah perikanan
laut Indonesia dengan nama yang berbeda-beda, antara lain payang (Jakarta,
Tegal, Pekalongan, Batang dan daerah lain di pantai utara jawa), payang uras
(Selat Bali dan sekitarnya), payang ronggeng (Bali Utara), payang gerut
(Bawean), payang puger (daerah puger), Payang jabur (Madura, Lampung), pukat
nike (Gorontalo), pukat banting ( Sumatera Utara, Aceh), pukat tenag (Sumatera
Barat, Pariaman, Sungai Limau, Perairan Tiku), jala lompo (Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan), panja/pajala (Muna,Buton, Luwuk, Banggai), pukat buton (Air
tembaga, Gorontalo, Manokwari, Kupang, Kalabai, Kendari, Flores), jala uras (
Sumbawa, Flores).
Alat
payang adalah berupa jaring yang terdiri dari sebuah kantong yang panjang dan
dua buah sayap. Jaring payang termasuk jenis jaring lingkar
tradisional, banyak dipergunakan diperairan laut Jawa, Kalimantan Timur dan di
perairan Sulawesi Selatan. Penangkapan ikan dengan payang dapat dikatakan belum
mengalami perubahan karena menurut sekelompok nelayan alat ini masih dianggap
produktif.
Sedangkan
menurut Syofyan et al,. (2010), alat tangkap jaring insang (gillnet)
adalah sebuah alat tangkap yang memiliki bentuk umum empat persegi panjang
dengan bagian-bagian alat terdiri dari; jaring utama, tali ris atas, tali ris
bawah, pelampung dan tali selambar. Gillnet digunakan untuk menangkap
jenis-jenis komoditi besar antara lain ikan salmon, cord, tenggiri, sarden,
kepiting, hiu, tuna, udang dan sebagainya. Jaring insang hanyut (drift
gillnet) pada dasarnya sama dengan jaring insang (gillnet), namun
perbedaannya hanya terdapat pada cara pengoperasian alat di daerah penangkapan.
Faktor yang
berpengaruh dalam penempatan jaring insang ini adalah kecerahan perairan.
Semakin rendah kecerahan suatu perairan, biasanya hasil tangkapan ikan alat ini
lebih banyak. Penangkapan ikan dengan jaring insang dilakukan pada malam hari
karena erat hubungannya dengan daya lihat ikan terhadap jaring. Oleh sebab itu,
untuk mengurangi kemungkinan terlihatnya jaring oleh ikan, maka warna jaring
hendaknya serupa dengan warna air.
1.2 Manfaat dan Tujuan
Tujuan
praktikum hidrodinamika adalah agar praktikan dapat mengetahui efektifitas dan
efisiensi suatu alat tangkap berdasarkan perhitungan dan pengukuran dengan
menggunakan parameter hidrodinamikanya terutama alat tangkap gill net dan payang.
Sedangkan
manfaat dari praktikum hidrodinamika ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui cara pengukuran
suatu alat tangkap terutama alat tangkap gill net dan payang.
2. Mengetahui cara perhitungan
suatu alat terutama alat tangkap gill net dan payang.menggunakan parameter-parameter
hidrodinamika yaitu berkaitan dengan pengukuran secara detail seperti Extrabouyancy, berat saat di udara dan di air
laut, badan Jaring, tali
Ris,
pemberat dan pelampung.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum
hidrodinamika dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2016 pukul 09.00-10.00 WIB,
bertempat di gedung B lantai 5 Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Malang.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertin Payang
Payang adalah alat penangkapan ikan berupa pukat
kantong yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan dipermukaan atau biasa
disebut pelagis. Kedua sayapnya berguna untuk menakut-nakuti atau mengejutkan
serta menggiring ikan untuk masuk ke dalam kantong. Cara operasinya adalah
dengan melingkari gerombolan ikan dan kemudian pukat kantong tersebut ditarik
ke arah kapal. Alat bantu yang digunakan pada siang hari adalah rumpon yang
berfungsi sebagai pengumpul ikan, sedangkan pada malam hari alat bantu yang
digunakan adalah lampu petromaks.penangkapan dengan payang dapat dilkukan
dengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Alat tangkap payang terdiri dari
2 jenis, yaitu payang jabur, yang biasanya digunakan unutk menangkap ikan teri,
dan payang lais yang biasanya digunakan unutk menangkap ikan layang, ikan
lemuru dan ikan tongkol.
Alat payang adalah berupa jaring yang terdiri dari sebuah kantong yang
panjang dan dua buah sayap. Alat ini dalam pengoperasiannya dibantu dengan
rumpon sebagai pengumpul ikan yang dilakukan pada siang hari, sedangkan pada
malam hari terutama pada hari, hari gelap dengan menggunakan alat bantu
petromaks. Jaring payang ada 2 jenis, yaitu payang jabur dan payang lais.
Payang jabur berukuran kecil, kantongnya terbuat dari agel yang ditenun seperti
kain dan dijahit menjadikantong, jaring ini biasa digunakan unutk menangkap
ikan teri. Sedangkan payang lais berukuran lebih besar daripada payang jabur,
kantongnya dibuat dari agel yang dirajut dengan besar mata jaring 2 cm, jaring
payang ini dipergunakan untuk menangkap ikan layang, lemuru dan ikan tongkol
(Genisa, 1998).
2.2 Pengertian Gill Net
Gill net adalah alat
penangkapan ikan yang berupa lembaran aring yang berbentuk empat persegi
panjang, yang dipergunakan sebagai alat penangkapan ikan pada umumnya setiap
lembar jaring (piece) mempunyai ukuran mata jaring yang sama. Pada
jaring insang faktor kekuatan menangkap yang paling penting ialah ukuran
jaring, badan jaring, cara alat tersebut dirakit serta rata-rata durasi jaring
tersebut dioperasikan.
Menurut Subani
(1972), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis alat penangkapan
ikan dari bahan jaring yang dibentuk menjadi empat persegi panjang, kemudian
pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (singkers), dimana
ukuran mata jaring (mesh size) sama, jumlah mata jaring ke arah
horizontal atau ke arah mesh length (ML) jauh lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah mesh depth (MD).
Berdasarkan metode pengoperasiannya, jaring insang diklasifikasikan kedalam
lima jenis yaitu; jaring insang menetap (set gillnet/ fixed gillnet),
jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang lingkar (encircling
gillnet), jaring insang giring (drive gillnet), dan jaring insang
sapu (rowed gillnet).
2.3.1 Tali Ris Atas
Tali ris atas
merupakan komponen pembentukan jaring dan sekaligus pengatur bukaanmata jaring.
Pada ris atas inilah dipasang pelampung dan jaring. Diantara jaring umumnya
menggunakan srampad (selvedge) yang berfungsi sebagai perendang beban
tegangan dari dua tali ris yang berukuran besar dan kuat yang harus diterima
oleh benang jaring jauh lebih kecil dan lemah. Tali ris atas berfungsi sebagai
tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring (bagian bibir) dan
pelampumg.
Menurut ayodhyoa
(1981), menambahkan tali ris ada dua bagian yaitu tali ris atas dan tali ris
bawah. Tali ris atas lebih panjang dari tali ris bawah yang menyebabkan bibir
bagian atas lebih menjorok kedalam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ikan
meloloskan diri kebagian bawah perairan. Tali ris berfungsi untuk merentangkan
jaring dan merupakan tempat tali pelampung (floats) dan pemberat (sinker).
2.3.2 Tali Ris Bawah
Tali ris bawah (ground rope) berfungsi
sebagai tempat mengikat sayap bagian bawah, bagian badan jaring (bagian bibir
bawah) jarring, dan pemberat. Tali ris atas lebih panjang daripada tali ris
bawah yang menyebabkan bibir jaring bagian atas lebih menjorok ke dalam. Hal
ini dimksudka untuk menghindari ikan meloloskan diri ke bagian bawah perairan.
Tali ris bawah (ground rope) adalah tali
yang berfungsi menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah, melalui bagian
bosom jaring. Tali ris atas dan bawah terbuat dari bbahan PE berdiameter
masing-masing 2,5 mm dan 3,5 mm. Pada payang tali ris atas lebih panjang dari
tali ris bawah dengan maksud agar ikan dapat masuk ke dalam kantong jaring
dengan mudah dan mencegah lolosnya ikan ke arah vertical bawah. Hal ini karena
payang umumnya digunakan untuk menangkap jenis ikan pelagis yang biasanya hidup
di bagian lapisan atas air dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah
permukaan perairan apabila telah terkurung jaring ( Subani W dan HR Barus, 1989
dalam Afriyanto, 2008).
2.3.3 Jaring Utama
Badan jaring payang
berfungsi untuk menggiring dan menghadang ikan secara vertikal dan horizontal
untuk masuk menuju kantong. Ukuran mesh size dari bagian depan ke belakang
(kantong) berbeda. Pada umumnya semakin ke dalam ukuran mata jaringnya semakin
kecil. Hal ini bertujuan untuk mencegah ikan lolos dan tergiring masuk ke
kantong.
Menurut
Wicaksono et al., (2014), Bagian
badan jaring atau kepala jaring memiliki ukuran panjang 12 meter untuk satu
sisi, sehingga panjang total badan jaring adalah 24 meter. Terbuat dari PA (polyamide)
Multifilament. Ukuran mesh size pada bagian badan jaring
berbeda-beda yaitu 3 inch (ukuran benang D18), 2 inch (ukuran
benang D9), 1 inch (ukuran
benang D6).Badan jaring berfungsi untuk mengkonsentrasikan ikan menuju ke
kantong. Besar mata jaring pada setiap lembarnya tidak sama, semakin ke dalam
ukuran mata jaring semakin kecil, hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya
ikan. Badan (body) ini berfungsi untuk menggiring ikan masuk ke dalam
kantong
2.3.4 Tali Pelampung
Tali pelampung merupakan bagian yang
cukup penting pada konstruksi alat tangkap payang, dimana pada bagian ini
pelampung di kaitkan.Tali pelampung pada alat tangkap payang terbuat dari bahan
PE.Panjang tali pelampung pada payang yaitu sekitar 60 m dengan jumlah pelampung
sebanyak 95 – 200 buah pelampung.
Tali yang terdapat pada alat tangkap
payang terdiri dari tali ris, tali pelampung, tali pemberat dan tali
selambar.Tali pelampung pada alat tangkap payang terbuat dari bahan PE.Panjang
tali pelampung pada payang yaitu sekitar 60 m dengan jumlah pelampung sebanyak
95 – 200 buah pelampung (Wicaksono et al.,
2014).
2.3.5 Tali Pemberat
Tali pemberat biasanya berada pada
bagian bawah jaring atau tali ris bawah.Sama halnya seperti tali pelampung,
tali pemberat juga memiliki peranan yang penting yakni, sebagai tempat
mengaitkan pemberat.Bahan yang digunakan untuk tali pemberat yakni PE. . Bahan
ini dipilih karena memiliki gaya (+) atau gaya berat kebawah. Bahan PE
(polyethylene) memiliki berat jenis sebesar 950 kgf/ .Panjang tali pemberat
pada payang yaitu 0,5 m dengan diameter 5 mm.
Tali yang dipilih sebagai tali
pemberat pada alat tangkap payang adalah tali yang terbuat dari bahan PE. Bahan
ini dipilih karena memiliki gaya (+) atau gaya berat kebawah. Bahan PE
(polyethylene) memiliki berat jenis sebesar 950 kgf/ .Panjang tali pemberat
pada payang yaitu 0,5 m dengan diameter 5 mm (Wicaksono et al., 2014).
2.3.6 Pelampung
Pelampung pada payang terdapat pada bagian sayap dan bagian
badan. Pada bagian sayap, pelampung yang digunakan terbuat dari bahan sterofoam
/ gabus plastik berbentuk balok. Untuk pelampung pada bagian badan terbuat dari
bahan sterefoam yang berbentuk balok, PVC (Polyvinyl Chloride) berbentuk
silinder, dan pelambung berbahan sterofoam berbentuk balok yang berada di
tengah.
Menurut Wicaksono et
al., (2014), pelampung yang digunakan pada payang antara lain:
a)
Pelampung
pada bagian sayap:
Bahan yang digunakan
adalah sterofoam berbentuk balok
terbuat dari gabus
plastik berjumlah 95–200 buah (masing-masing 2 buah pada sisi kanan
dan kiri). Pelampung tersebut memiliki
ukuran P x L x T (30 cm x 15 cm x 13 cm) dengan jarak antara pelampung 23 – 30
cm.
b)
Pelampung
pada bagian badan
Terdapat 3 jenis pelampung pada bagian badan yaitu:
·
Bahan yang
digunakan adalah sterofoam berbentuk balok,
berjumlah 6 buah
dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 13 cm. Jarak antara pelampung
17 m.
·
Bahan yang
digunakan adalah PVC
(Polyvinyl Chloride) berbentuk
silinder. Berjumlah 3 buah
dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 13 cm.
·
Bahan
yang digunakan adalah sterofoam berbentuk balok, berjumlah buah dengan ukuran
30 cm x 15 cm x 13 cm yang berada di tengah.
2.3.7 Pemberat
Pada alat tangkap payang menggunakan pemberat yang terbuat
dari batu. Batu tersebut dibutuhkan sebanyak 20-30 buah dengan berat
masing-masing batu kurang lebih 200 gram. Panjang antar pemberat (batu) antara
10 sampai 15 meter. Fungsi dari
pemberat yaitu agar mulut jaring terbuka sehingga ikan dapat masuk ke mulut
jaring.
Menurut Wicaksono et al., (2014), konstruksi alat tangkap payang terdiri atas
sayap, badan jaring, kantong, pelampung, pemberat, dan tali. Pemberat yang
digunakan pada alat tangkap payang terbuat dari batu sebanyak 20–30
buah. Masing-masing batu yang digunakan mempunyai berat kurang lebih 200 gram
dan panjang antar pemberat 10–15 meter. Kegunaan pemberat yaitu digunakan agar
mulut jaring terbuka sehingga ikan dapat masuk ke mulut jaring.
2.3.8 Tali Selambar
Tali selambar
sendiri berfungsi untuk mnghubungkan jaring dengan kapal yang disebut tali
selambar belakang, sedangkan tali selambar depan adalah tali yang menghubungkan
jaring dengan pelampung tanda. Bahan tali selambar ialah polyethylene. Panjang tali
selambar yang biasa digunakan sekitar 100 - 120 m dengan diameter 1.25 cm.
Menurut
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology (2014), Tali yang terdapat pada alat tangkap payang terdiri
dari tali ris, tali pelampung, tali pemberat dan tali selambar. Semuanya
terbuat dari bahan PE. Panjang tali ris yang baik 300 meter dengan diameter 7
mm. panjang tali pelampung 60 m. Panjang tali pemberat 0,5 m dengan diameter 5
mm. Tali selambar terdiri dari 2 bagian yaitu tali selambar depan dan tali
selambar belakang. Panjang tali selambar depan 20 m dengan diameter 11 mm,
sedangkan panjang tali selambar belakang 30 m dengan diameter 26 mm.
2.3.9 Pelampung Tanda
Pelampung tanda
sendiri mempunyai fungsi secara umum yaitu untuk mengangkat bagian atas dari
alat tersebut agar tetap berdiri tegak dalam permukaan air pada kedalaman
tertentu. Selain itu juga dapat digunakan sebagai tanda atau batas antar
basket. Pelampung tanda juga digunakan sebagai tanda adanya alat tangkap yang
sedang di gunakan.
Menurut Sudirman et al. (2008), pelampung yang digunakan
pada alat tangkap cantrang terdiri dari dua yaitu pelampung tanda dan pelampung
utama. Pelampung tanda terbuat dari bekas jerigen minyak yang berbentuk balok,
dilengkapi dengan bendera yang dipasangkan pada bambu setinggi 3 m, dimana pada
bagian bawahnya diberi pemberat supaya posisinya tetap seimbang mengapung
diperairan Pada bagian atas pelampung terdapat tali yang digunakan untuk
mempermudah pengambilan pelampung pada saat proses pelingkaran alat tangkap
selesai. Pelampung tanda tersebut disambungkan dengan tali selambar pertama dan
berfungsi sebagai tanda pada saat dilakukan pelingkaran alat tangkap
berlangsung.
2.4 Konstruksi Gill Net
2.4.1 Tali Ris Atas
Tali
ris atas adalah tempat untuk menggantungkan jaring utama dan tali pelampung.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan agar gillnet tidak terbelit sewaktu
dioperasikan, terutama pada bagian tali ris diatasnya. Biasanya tali ris atas
dibuat rangkap dua dengan arah pintalan yang berlawanan (S-Z). Fungsi dari tali
tali ris atas terutama adalah untuk tempat melekatnya pelampung. Bahan dari
tali ris sebaiknya dipilih dengan bahan yang tahan terhadap gesekan. Biasanya
bahan dari PE digunakan untuk membuat tali ris
Tali
yang digunakan untuk tali ris atas dan tali pelampung merupakan tali yang
terbuat dari bahan yang sama yaitu polyetylene
(PE), tali ini dipasang secara berdampingan . pada bagian kanan dan kiri
terdapat tali yang dibelit-belitkan untuk menggabung kedua tali yaitu tali ris
atas dan tali pelampung. Tali ris atas dan tali pelampung memiliki panjang 3450
m. Struktur tali yang digunakan untuk tali ris atas dan tali pelampung yaitu
17x10x 4Z dengan diameter tali 10,20 mm. Tali ris memiliki fungsi sebagai tali
yang digunakan untuk dipakai atau menggantungkan badan jaring. Pemasangan tali
ris atas yaitu dibawah tali pelampung dan pemasangan tali ris bawah diatas tali
pemberat (Martasuganda 2008 dalam Sutrisno
et al.,2013).
2.4.2 Tali Ris Bawah
Pada alat tangkap gillnet, terdapat tali ris
bawah yang digunakan sebagai tempat melekatnya pemberat. Biasanya penggunaan
tali ris bawah digunakan pada gillnet pertengahan dan gillnet dasar. Bahan yang
digunakan pada tali ris bawah biasanya dari polyethylen
(PE) dengan diameter sebesar 3 mm. Namun, tali ris bawah juga menggunakan bahan
yang sama dengan tali pemberat yaitu polypropilene
(PP) dengan diameter tali 2,25 mm.
Tali ris bawah dan tali pemberat
terbuat dari bahan dan ukuran yang sama yaitu polypropelene (PP) dengan diameter tali 2,25 mm. Tali ris yang
digunakan berwarna kuning dengan struktur tali 26x4Z dengan panjang untuk tali
pemberat 25,5 cm sedangkan untuk tali ris bawah yaitu 3450 m. Bahan yang
dipakai untuk tali ris bawah dapat sama dengan bahan yang dipakai pada tali
pemberat, dan panjang tali mulai ujung badan jaring biasanya dilebihkan antara
30-50 cm (Martasuganda 2008 dalam Sutrisno
et al.,2013)
2.4.3 Jaring Utama
Jaring utama adalah bagian jaring pada gill net yang
berfungsi untuk menjerat ikan. Badan jaring biasanya mempunyai ukuran mesh size
yang berbeda tergantung dari ikan yang akan ditangkap. Badan jaring ini sangat
menentukan hasil tangkapan dari alat tangkap gill net. Karena langsung
berinteraksi dengan target tangkapan.
Badan jaring terbuat dari bahan tasi (monofilament)
nomor 28 berwarna bening. Ukuran mata jaring (mesh size) yaitu 1 1/4 inci, panjang tiap lembar jaring 80 yard (73,12 m),
dengan jumlah mata jaring vertikal 70 mata. Jaring kemudian dirangkai menjadi
satu unit alat tangkap dengan masing-masing komponen yang sudah ada. Nelayan
membuat jaring insang hanyut dengan cara yaitu menggunakan tali pelampung dari
bahan polyethylene berdiameter 5 mm dan menyisipkan pada mata jaring
tanpa diikat, dan juga digunakan sebagai tempat mengikat pelampung. Pada bagian
bawah jaring juga disisipkan tali pada mata jaring tanpa diikat. Tali pemberat
juga terbuat dari bahan polyethylene diameter 3 mm, yang juga digunakan
sebagai tempat mengikat pemberat. Panjang tali pelampung dan tali pemberat dari
mulai ujung badan jaring dilebihkan 35-45 cm, agar dapat disambung antara piece
satu dengan piece lainnya (Najmudiin et al., 2011).
2.4.4 Tali Pelampung
Tali pelampung merupakan tali untuk merangkai pelampung. Tali
pelampung dari bahan polyethylene berdiameter 5 mm dan menyisipkan pada
mata jaring tanpa diikat, dan juga digunakan sebagai tempat mengikat pelampung.
Pada bagian bawah jaring juga disisipkan tali pada mata jaring tanpa diikat.
Tali pelampung terbuat dari bahan polyetilen dengan
nomor bahan 5, pada tali inilah jaring utama digantungkan. Tali pelampung
dipasang dengan cara menyisipkan pada mata jaring tanpa diikat. Pemasangan tali
pelampung disambungkan langsung ke badan jaring, dan memiliki tipe pilinan Z
(arah pilinan kiri). Panjang tali pelampung dilebihkan sekitar 35-45 cm dari
mulai ujung jaring. Panjang tali pelampung berkisar antara 39,60 – 43,56 m.
Pemasangan tali ris pada badan jaring yang berbeda-beda didasarkan pada
pertimbangan kemudahkan operasi, penentuan target ikan sasaran dan pertimbangan
selektivitas ikan sasaran (Martasuganda, 2005 dalam Najmudin et al.,
2011)..
2.4.5 Tali Pemberat
Tali pemberat
memiliki diameter yang lebih kecil daritali pelampung. Bahan yang digunakan
untuk membuat tali pemberat sama dengan tali pelampung. Tali pemberat digunakan
untuk menempatkan dan mengikat pemberat.
Tali
pemberat terbuat dari bahan yang sama dengan tali pelampung tetapi dengan
diameter yang lebih kecil. Penggunaan ukuran tali yang lebih kecil dimaksudkan
agar jaring sewaktu dioperas ikan lebih ringan dan mudah hanyut. Tali pemberat
menggunakan bahan polyetilen dengan
diameter 3mm. Pemasangan tali pemberat dengan cara menyisipkan tali pada mata
jaring tanpa diikat. Panjang tali pemberat berkisar antara 42,57- 50,96m dan
dilebihkan antara 35-45cmdari ujung jarring (Najamudin et al., 2011).
2.4.6 Pelampung
Pelampung adalah
benda yang mempunyai daya apung. Pelampung dipasang di bagian atas jaring.
Pelampung berfungsi sebagai pengapung jaring pada saat pengoperasian. Biasanya
pelampung terbuat dari bahan karet sintetis. Ada juga pelampung yang terbuat
dari sterofom.
Pelampung
jaring yang digunakan terbuat dari bahan sintetis tidak menyerap air (karet
sandal) berbentuk kotak elipsdengan diameter panjang 6,5cm, lebar 4,5cm, tinggi
2cm dan berat 3,29gram. Pelampung ini dipasang pada tali ris atas dengan
membuat tiga buah lubang pada sisi pelampung sebagai tempat untuk memasukkan
tali untuk pengikat (Najamudin et al.,
2011).
2.4.7 Pemberat
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan alat
tangkap. Pemberat ini biasanya terbuat dari timah hitam. Bentuk pemberat berupa
silindris yang tengahnya berlubang. Pemberat terletak di bawah badan jaring.
Pemberat juga dihubungkan dengan pemberat lainnya dengan tali pemberat.
Menurut Hakim (2011), pemberat berfungsi
untuk menenggelamkan alat atau bagian dari alat.Pada gillnet permukaan, (surface
gillnet) pemberat berfungsi untuk menenggelamkan bagian bawah jaring. Pada
gillnet pertengahan, pemberat di samping untuk menenggelamkan bagian bawah
jaring, juga berfungsi untuk menenggelamkan seluruh jaring sampai kedalaman
yang ditentukan. Dalam hal ini pemberat dan berat seluruh alat bekerja sama
dengan pelampung terutama dalam penentuan buoyancy. Pada gillnet dasar,
pemberat bersama dengan berat jaring dan seluruh alat dalam air berfungsi untuk
menenggelamkan seluruh alat sampai ke dasar perairan.
2.4.8 Tali Selambar
Tali
Selambar berfungsi untuk mengikat jarring ke badan kapal. Tali ini biasanya
berbahan PE (Poluethylen). Selain itu tali selambar juga berfungsi untuk
menghubungkan antar satu pis jarring insang dengan pis yang linnya.
Tali
slambar terdiri dari tiga jenis. Jenis yang pertama adalah tali yang
menghubungkan antara jaring insang yang terpasang di air dengan kapal. Jenis
yang kedua adalah yang menghubungan antara satu pis jaring insang dengan pis
lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah yang dipasangkan di ujung terakhir
jaring insang yang dipasangi pelampung utama dan lampu (jika dioperasikan malam hari) (Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011).
2.4.9 Pelampung Tanda
Pelampung tanda merupakan pelampung yang dipasang pada ujung
rangkaian alat tangkap. Pada bahasan ini dalah pelampung tanda yang dipasang
pada gill net. Pelampung tanda merupakan sebuah penanda adanya suatu
pengoperasian alat tangkap. Pelampung tanda biasaanya dipasang pada tali
pelampung tanda, merupakan tali yang dihubungkan pada ujung ranggkaian jarring.
Pelampung tanda merupakan alat bantu penangkapan ikan
yang berfungsi untuk memberi tanda adanya operasi penangkapan ian. Pelampung
tanda pada alat tangkap gill net berjumlah 2 buah pada tiap unit. Masing-masing
pelampung tanda dipasang pada kedua ujung alat tangkap. Ketinggian pelampung
tanda berkisar antara 3,47-3,56 m. pelampung tanda terbuat dari ggabungan
beberapa bahan, yaiu bamboo, gabus, semen yang dideesain dengan bentuk tertentu agar dapat diidentifikasi
letaknya pada saat proses penangkapan berlangsung (Najmudin et al., 2011).
2.5 Gaya Hidrodinamika
Gaya hidrodinamika adalah suatu gaya yang timbul
terhadap alat penangkap ikan, yang terjadi krena gerak air melalui alat
penangkap ikan atau gerak tersebut melalui air. Gaya hidrodinamika perlu
dimengerti baik bentuk maupun besarnya untuk merancang dan memperbaiki jarring
serta mempelajari kerja alat tangkap yang telah ada.
Menurut frridman(1988), suatu gaya hidrodinamik
terhadap alat penangkap timbul dari gerak alat itu melalui air atau gerak air
melewati alat. Gaya ini berasal dari tekanan yang diperlukan untuk menguakkan
air disekitar bagian padat dari alat. Besaran dan arahnya ditentukan sebagin
besar oleh beban yang mengenai bagian alat dan karenanya juga bentuk alat,
posisinya dalam ruang, sangat mempengaruhi efisiensi penangkapan
2.5.1 Extrabouyancy
Extrabouyancy merupakan berat terbenam atau berat terapung
dari benda (alat Taangkap) dalam air biasnya disimbulkan dengan huruf Q. Extra
buoyancy dapat dicari dari resultan antara gaya hidrostatis (B) dan gaya
gravitasi (W). Gaya hidrostatik dan gaya gravitasi dapat tersebar pada
permukaan jarring dan tali, atau terpusat pada titik dimana ada pelampung,
pemberat, bobbin, dan sebagainya. Apbila nilai resultan (Q) bernilai positif,
maka alat tangkap akan tenggelam dan jik bernilai negative maka alat tangkap
akan terapung.
Menurut Fridman (1988), extra bouyancy merupakan
berat terbenam atau berat terapung dari benda (alat Taangkap) dalam air biasnya
disimbulkan dengan huruf Q. Extra buoyancy dapat dicari dari resultan antara
gaya hidrostatis (B) dan gaya gravitasi (W). Gaya hidrostatik dan gaya
gravitasi dapat tersebar pada permukaan jarring dan tali, atau terpusat pada
titik dimana ada pelampung, pemberat, bobbin, dan sebagainya. Apbila nilai
resultan (Q) bernilai positif, maka alat tangkap akan tenggelam dan jik
bernilai negative maka alat tangkap akan terapung. Extra buoyancy dari tiap
alat tangkap berbeda-beda tergantung dari jenis ikan yang akan ditangkap.
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Pada praktikum hidrodinamika yang dilaksanakan hari Jum’at,
16 Desember 2016 di Gedung B FPIK UB. Dugunakan alat-alat ebagai berikut:
- Timbangan analog (konvensional), merupakan alat yang
berfungsi untuk mengukur berat atau masa dari alat tangkap beserta komponennya.
- Meteran jahit, merupakan alat yang digunakn untuk mengukur
panjang dari alat tangkap dan komponennya.
- Laptop, merupakan alat untuk menjalankan aplikasi Ms. Excel
sebagai perhitungan dari extrabouyancy alat tangkap.
- Alat tulis, merupakan alat yang berfungsi untuk mencatat
setiap hasil dari pengukuran yang dilakukan secara manual.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum
hidrodinamikan ini adalah sebagai berikut:
- Aplikasi Ms. Excel, merupakan aplikasi yang digunakan untuk
menghitung extraboyancy dari alat tangkap beserta komponenya.
- Alat tangkap paying beserta komponennya, merupakan bahan
yang akan dianalisa extrabouyancy-nya.
- Alat tangkap gill net beserta komponennya,
merupakan bahan yang akan dianalisa extrabouyancy-nya.
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Pengambilan Data Payang
3.2.1.1 Tali Ris Atas
Persiapan
|
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali ris atas yang diukur
|
- Ukur
panjang total tali ris atas paying menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali ris atas dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali sepanjang
1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali ris atas.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali ris atas,
sehingga akan didapatkan berat total tali ris atas.
- Berat total
tali ris atas kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali ris atas
untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
- Persiapkan
meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali ris atas yang diukur
|
Persiapan
|
- Ukur
panjang total tali ris bawah payang menggunakan meteran jahit dan catat
hasilnya.
- Ukur berat
tali ris bawah dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali
sepanjang 1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali ris bawah.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali ris bawah,
sehingga akan didapatkan berat total tali ris bawah.
- Berat total
tali ris bawah kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali ris
bawah untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
3.2.1.3 Tali Pelampung
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali ris atas yang diukur
|
Persiapan
|
- Ukur
panjang total tali pelampung payang menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali pelampung dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali
sepanjang 1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali pelampung.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali pelampung,
sehingga akan didapatkan berat total tali pelampung.
- Berat
total tali pelampung kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali
pelampung untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
3.2.1.4 Tali Pemberat
Pengambilan data
|
Persiapan
|
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali pemberat yang diukur
|
- Ukur
panjang total tali pemberat payang menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali pemberat dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali sepanjang
1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali pemberat.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali pemberat,
sehingga akan didapatkan berat total tali pemberat.
- Berat total
tali pemberat kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali pemberat
untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
-
Persiapkan timbangan
- Persiapkan
pelampung yang diukur
|
Persiapan
|
Pengambilan data
|
- Ukur berat
pelampung dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pelampung yang
bahan dan ukurannya sama dengan pelampung pada payang.
- Kalikan
berat 1 pelampung yang didapatkan dengan jumlah total pelampung pada
payang.
- Berat total
pelampung dengan koefisien daya apung dari bahan pelampung untuk
mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Hasil
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
- Persiapkan
timbangan
-
Persiapkan pemberat yang diukur
|
- Ukur berat
pemberat dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pemberat yang
bahan dan ukurannya sama dengan pelampung pada payang.
- Kalikan
berat 1 pemberat yang didapatkan dengan jumlah total pemberat pada payang.
- Berat total
pemberat dikalikan dengan koefisien daya apung dari bahan pemberat untuk
mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Pengambilan data
|
Hasil
|
Persiapan
|
3.2.1.6 Pemberat
3.2.1.7 Pelampung Tanda
- Persiapkan timbangan
- Persiapkan pelampung tanda
yang diukur
|
Persiapan
|
- Ukur berat
pelampung tanda dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pelampung
tanda yang bahan dan ukurannya sama dengan pelampung tanda pada payang.
- Kalikan
berat 1 pelampung tanda yang didapatkan dengan jumlah total pelampung tanda
pada payang.
- Berat total
pelampung tanda dengan koefisien daya apung dari bahan pelampung untuk
mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
3.2.2 Pengambilan Data Gill Net
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali ris atas yang diukur
|
Persiapan
|
3.2.2.1 Tali Ris Atas
- Ukur
panjang total tali ris atas gill net menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali ris atas dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali
sepanjang 1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali ris atas.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali ris atas,
sehingga akan didapatkan berat total tali ris atas pada gill net.
- Berat
total tali ris atas kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali
ris atas untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya.
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali ris bawah yang diukur
|
Persiapan
|
Pengambilan data
|
- Ukur
panjang total tali ris bawah gill net menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali ris bawah dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali
sepanjang 1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali ris atas.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali ris bawah,
sehingga akan didapatkan berat total tali ris bawah gill net.
- Berat total
tali ris bawah dikalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali ris
bawah untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya.
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
3.2.2.3 Tali Pelampung
Pengambilan data
|
Persiapan
|
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali pelampung yang diukur
|
- Ukur
panjang total tali pelampung gill net menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali pelampung dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali
sepanjang 1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali pelampung.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali pelampung,
sehingga akan didapatkan berat total tali pelampung.
- Berat total
tali pelampung kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali
pelampung untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya.
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
3.2.2.4 Tali Pemberat
Persiapan
|
-
Persiapkan meteran jahit
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan tali pemberat yang diukur
|
- Ukur
panjang total tali pemberat gill net menggunakan meteran jahit.
- Ukur berat
tali pemberat dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan tali sepanjang
1 m yang bahan dan diameternya sama dengan tali pemberat.
- Kalikan
berat per meter yang didapatkan dengan total panjang tali pemberat,
sehingga akan didapatkan berat total tali pemberat.
- Berat total
tali pemberat kalikan dengan koefisien daya apung dari bahan tali pemberat
untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya.
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
Persiapan
|
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan pelampung yang diukur
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
- Ukur berat
pelampung dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pelampung yang
bahan dan ukurannya sama dengan pelampung pada gill net.
- Kalikan
berat 1 pelampung yang didapatkan dengan jumlah total pelampung pada gill
net.
- Berat total
pelampung dikalikan dengan koefisien daya apung dari bahan pelampung untuk
mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
3.2.2.6 Pemberat
Persiapan
|
-
Persiapkan timbangan
-
Persiapkan pemberat yang diukur
|
- Ukur berat
pemberat dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pemberat yang
bahan dan ukurannya sama dengan pemberat pada gill net.
- Kalikan
berat 1 pemberat yang didapatkan dengan jumlah total pemberat pada gill
net.
- Berat total
pemberat dikalikan dengan koefisien daya apung dari bahan pemberat untuk
mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
3.2.2.7 Pelampung Tanda
- Persiapkan timbangan
- Persiapkan pelampung tanda
yang diukur
|
- Ukur berat
pelampung tanda dengan timbangan. Disini yang diukur merupakan 1 pelampung
tanda yang bahan dan ukurannya sama dengan pelampung tanda pada gill net.
- Kalikan
berat 1 pelampung tanda yang didapatkan dengan jumlah total pelampung
tanda pada gill net.
- Berat
total pelampung tanda dengan koefisien daya apung dari bahan pelampung
untuk mendapatkan gaya extra buoyancy-nya
|
Catat hasil
perhitungan extrabouyancy
|
Hasil
|
Pengambilan data
|
Persiapan
|
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Prosedur
4.1.1 Analisa Prosedur Payang
Pada praktikum hidrodinamika hari Jumat, 16 Desember 2016 di Gedung
B lantai 5 FPIK UB pada analisa extraboyancy pada alat tangkap payang, yang
pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahanya. Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah meteran jahit, timbangan, jangka sorong, alat tulis, dan laptop.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah alat tangkap payang beserta komponenya
dan aplikasi Ms. Excel.
Dalam menghitung extrabouyancy dari alat tangkap payang yang
dilakukan pada praktikum adalah dengan menganalisa seluruh daya apung dan daya
tenggelam dari komponen alat tangkap payang tersebut mulai dari tali ris atas,
tali ris bawah, tali pelampung, tali pemberat, pelampung, pemberat, dan
pelampung tanda.
Dalam perhitungan daya apung komponen payang yang berbentuk
tali seperti tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, dan tali pemberat
yang dikerjakan dalam praktikum adalah, pertama lakukan pengukuran panjang tiap
komponen. Ukur total panjang dari tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung
dan tali pemberat menggunakan meteran jahit pada alat tangkap payang. Kemudian dilakukan
penimbangan tiap komponen tersebut untuk diketahui beratnya. Metode penimbangan
yang dilakukan pada praktikum adalah dengan cara memakai tali yang berbahan dan
diameter sama dengan tali pelampung, tali pemberat, tali ris atas, dan tali ris
bawah yang mewakili sepanjang 1 m, kemudian lakukan penimbangan untuk
mengetahui beratnya. Kemudian setelah diketahui berat per-meter dari seluruh
tali tersebut dikalikan dengan panjang total dari tali-tali tersebut. Untuk
mendapatkan daya apung dari tali-tali tersebut kalikan dengan tiap koeifisien-nya.
Perhitungan daya apung yang selanjutnya adalah perhitungan
daya apung pelampung dan pelampung tanda. Metode yang dilakukan adalah
menimbang satu sampel dari pelampung-pelampung tersebut untuk mengetahui
beratnya. Setelah diketahui berat dari sampel pelampung dan pelampung tanda
tersebut dikalikan dengan koeifisien daya apung dari masing-masing pelampung
tersebut untuk mengetahui daya apungnya. Untuk mengetahui daya apung total dari
pelampung dan pelampung tanda pada alat tangkap payang, kalikan daya apung
dengan total jumlah pelampung dan pelampung tanda pada payang.
Setelah semua komponen yang mempunyai daya apung dihitung
selanjutnya adalah melakukan perhitungan komponen yang mempunyai daya tenggelam
yaitu pemberat. Perhitungannya dimulai dengan menimbang satu sampel pemberat
yang sama bahan dan ukurannya dengan pemberat yang ada pada payang. Setelah
didapatkan beratnya dikalikan dengan koeifisien daya apung dari pemberat untuk
mendapatkan daya tenggelam. Kalikan dengan total pemberat yang ada pada payang
untuk mendapatkan total daya tenggelamnya.
Perhitungan komponen yang mempunyai daya tenggelam
selanjutnya adalah perhitungan daya tenggelam webbing (badan jarring). Metode
yang dilakukan ketika praktikum adalah menimbang seluruh jarring payang
kemudian dikurangi dengan berat keseluruhan komponen payang kecual bahan
jarring, dari itu akan dihasilkan berat badan jarring. Kemudian untuk mendapatkan
daya tenggelamnya kalikan dengan koeifisien daya apung dari bahan badan jarring
payang tersebut.
Dari semua data daya apung dan tenggelam pada payang yang
sudah terkumpul dimasukkan ke aplikasi Ms. Excel untuk melakukan perhitungan
resultan antara daya apung dan tenggelam pada alat tangkap payang. Kemudian
setelah didapatkan resultanya dilakukan perhitungan extrabouyancy dari payang.
4.1.2 Analisa Prosedur Gill Net
Pada praktikum hidrodinamika hari Jumat, 16 Desember 2016 di
Gedung B lantai 5 FPIK UB pada analisa extraboyancy pada alat tangkap gill net,
yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahanya. Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah meteran jahit, timbangan, jangka sorong, alat tulis,
dan laptop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alat tangkap payang beserta
komponenya dan aplikasi Ms. Excel.
Dalam menghitung extrabouyancy dari alat tangkap gill net
yang dilakukan pada praktikum adalah dengan menganalisa seluruh daya apung dan
daya tenggelam dari komponen alat tangkap payang tersebut mulai dari tali ris
atas, tali ris bawah, tali pelampung, tali pemberat, pelampung, pemberat, dan
pelampung tanda.
Dalam perhitungan daya apung komponen gill net yang berbentuk
tali seperti tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, dan tali pemberat
yang dikerjakan dalam praktikum adalah, pertama lakukan pengukuran panjang tiap
komponen. Ukur total panjang dari tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung
dan tali pemberat menggunakan meteran jahit pada alat tangkap gill net.
Kemudian dilakukan penimbangan tiap komponen tersebut untuk diketahui beratnya.
Metode penimbangan yang dilakukan pada praktikum adalah dengan cara memakai
tali yang berbahan dan diameter sama dengan tali pelampung, tali pemberat, tali
ris atas, dan tali ris bawah yang mewakili sepanjang 1 m, kemudian lakukan
penimbangan untuk mengetahui beratnya. Kemudian setelah diketahui berat
per-meter dari seluruh tali tersebut dikalikan dengan panjang total dari
tali-tali tersebut. Untuk mendapatkan daya apung dari tali-tali tersebut
kalikan dengan tiap koeifisien-nya.
Perhitungan daya apung yang selanjutnya adalah perhitungan
daya apung pelampung dan pelampung tanda. Metode yang dilakukan adalah menimbang
satu sampel dari pelampung-pelampung tersebut untuk mengetahui beratnya.
Setelah diketahui berat dari sampel pelampung dan pelampung tanda tersebut
dikalikan dengan koeifisien daya apung dari masing-masing pelampung tersebut
untuk mengetahui daya apungnya. Untuk mengetahui daya apung total dari
pelampung dan pelampung tanda pada alat tangkap gill net, kalikan daya apung
dengan total jumlah pelampung dan pelampung tanda pada payang.
Setelah semua komponen yang mempunyai daya apung dihitung
selanjutnya adalah melakukan perhitungan komponen yang mempunyai daya tenggelam
yaitu pemberat. Perhitungannya dimulai dengan menimbang satu sampel pemberat
yang sama bahan dan ukurannya dengan pemberat yang ada pada gill net. Setelah
didapatkan beratnya dikalikan dengan koeifisien daya apung dari pemberat untuk
mendapatkan daya tenggelam. Kalikan dengan total pemberat yang ada pada gill
net untuk mendapatkan total daya tenggelamnya.
Perhitungan komponen yang mempunyai daya tenggelam
selanjutnya adalah perhitungan daya tenggelam webbing (badan jarring). Metode
yang dilakukan ketika praktikum adalah menimbang seluruh jarring gill net
kemudian dikurangi dengan berat keseluruhan komponen gill net kecual badan
jarring, dari itu akan dihasilkan berat badan jarring. Kemudian untuk
mendapatkan daya tenggelamnya kalikan dengan koeifisien daya apung dari bahan
badan jarring gill net tersebut.
Dari semua data daya apung dan tenggelam pada payang yang
sudah terkumpul dimasukkan ke aplikasi Ms. Excel untuk melakukan perhitungan resultan
antara daya apung dan tenggelam pada alat tangkap gill net. Kemudian setelah
didapatkan resultanya dilakukan perhitungan extrabouyancy dari gill net.
4.2 Analisa Hasil
4.2.1 Analisa hasil Payang
Pada praktikum hidrodinamika hari Jum’at, 16 Desember
2016 diadapatkan data hasil analisa perhiitungan pada alat tangkap payang pada
table di bawah ini
ALAT TANGKAP PAYANG
|
|||||||||
No
|
Keterangan
|
Bahan
|
Jumlah
|
Berat diudara
|
W TOTAL
|
ɤ
|
ɤw
|
E
|
Q
|
(unit)
|
kg/kgf
|
||||||||
1
|
Tali ris atas
|
PE Ø 3.25 mm
|
1
|
0.10855
|
0.11
|
950
|
1025
|
-0.078947
|
-0.00857
|
2
|
Tali pelampung
|
PE Ø 3.25 mm
|
1
|
0.10855
|
0.11
|
950
|
1025
|
-0.078947
|
-0.00857
|
3
|
Tali ris Bawah
|
PE Ø 3.25 mm
|
1
|
0.156
|
0.16
|
950
|
1025
|
-0.078947
|
-0.01232
|
4
|
Tali pemberat
|
PE Ø 3.25 mm
|
1
|
0.156
|
0.16
|
950
|
1025
|
-0.078947
|
-0.01232
|
5
|
Pelampung
|
Foam plastic
|
6
|
0.04
|
0.23
|
150
|
1025
|
-5.833333
|
-1.3125
|
6
|
Pemberat
|
Timah
|
16
|
0.10
|
1.60
|
11300
|
1025
|
0.909292
|
1.454867
|
7
|
Pelampung Tanda
|
Foam plastic
|
1
|
0.04
|
0.04
|
150
|
1025
|
-5.833333
|
-0.23333
|
8
|
Webbing
|
PA
|
1
|
1.09
|
1.09
|
1140
|
1025
|
0.100877
|
0.109956
|
Q TOTAL
|
-0.02278
|
||||||||
Total buoyancy
|
-1.857604386
|
||||||||
Total sinking
|
1.564823397
|
||||||||
EXTRA BOUYANCY
|
199%
|
Keterangan:
ɤ :
berat jenis benda
ɤw : berat jenis air laut
E : koeifisien daya apung
Q : daya apung
E : 1- (ɤw
̸ ɤ)
Q : E
x Wtotal
EXTRABOYANCY : (TOTAL BOUYANCY-TOTAL
SINKING) X 100%
TOTAL BOUYANCY
Pada tabel di atas didapatkan total buoyancy dari payang
sebesar -1.857604386 KgF, total sinking sebesar 1.564823397 KgF sehingga
didapatkan resultan antara total buoyancy dan total sinking sebesar -0.02278
KgF. Gaya extrabouyancy yang didapatkan pada alat tangkap payang pada saat
praktikum adalah 199%.
Jumlah pelampung sangat menentukan posisi jaring payang,
payang yang mempunyai daya apung yang lebih besar daripada daya
berat maka jaring tersebut akan mengapung. Penentuan jumlah pelampung yang akan
dipasang dalam payang di prediksi dari nilai gaya extra bouyancy yang diinginkan
nelayan. Gaya extra bouyancy jaring payang yang baik bekisar antara 25-35%.
Perhitungan extra bouyancy bertujuan untuk memastikan jaring payang tetap
terapung meskipun ada pengaruh arus(Sadhori, 1985 dalam Fuad 2006)
4.2.2 Analisa Hasil Gill Net
Pada praktikum hidrodinamika hari Jum’at, 16 Desember
2016 diadapatkan data hasil analisa perhiitungan pada alat tangkap gill net
pada table di bawah ini
ALAT TANGKAP GILLNET
|
|||||||||
No
|
Keterangan
|
Bahan
|
Jumlah
|
Berat
diudara
|
W
TOTAL
|
ˠ
|
ˠw
|
E
|
Q
|
(unit)
|
kg/kgf
|
||||||||
1
|
Tali ris atas
|
PE Ø 4 mm
|
1
|
0.23625
|
0.23625
|
950
|
1025
|
-0.07894737
|
-0.019
|
2
|
Tali pelampung
|
PE Ø 4 mm
|
1
|
0.23625
|
0.23625
|
950
|
1025
|
-0.07894737
|
-0.019
|
3
|
Tali ris Bawah
|
PE Ø 3.1 mm
|
1
|
0.106
|
0.106
|
950
|
1025
|
-0.07894737
|
-0.008
|
4
|
Tali pemberat
|
PE Ø 3.1 mm
|
1
|
0.106
|
0.106
|
950
|
1025
|
-0.07894737
|
-0.008
|
5
|
Pelampung
|
Foam plastic
|
28
|
0.017
|
0.476
|
150
|
1025
|
-5.83333333
|
-2.777
|
6
|
Pemberat
|
Timah
|
21
|
0.03
|
0.63
|
11300
|
1025
|
0.90929204
|
0.5729
|
7
|
Webbing
|
PA
|
1
|
0.76
|
0.76
|
1140
|
1025
|
0.10087719
|
0.0767
|
Q TOTAL
|
-2.181
|
||||||||
TOTAL BOUYANCY
|
-2.83071
|
||||||||
TOTAL SINKING
|
0.649520649
|
||||||||
EXTRA BOUYANCY
|
123%
|
Keterangan:
ɤ :
berat jenis benda
ɤw : berat jenis air laut
E : koeifisien daya apung
Q : daya apung
E : 1- (ɤw ̸ ɤ)
Q :
E x Wtotal
EXTRABOYANCY : (TOTAL BOUYANCY-TOTAL
SINKING) X 100%
TOTAL BOUYANCY
Pada tabel di atas didapatkan total buoyancy dari payang
sebesar -2.83071 KgF, total sinking sebesar 0.649520649 KgF sehingga didapatkan
resultan antara total buoyancy dan total sinking sebesar -2.181 KgF. Gaya
extrabouyancy yang didapatkan pada alat tangkap payang pada saat praktikum
adalah 123%.
Menurut Najmudin et
al. (2011), perbandingan nilai gaya apung dan gaya tenggelam pada alat
tangkap gillnet menunjukkan bahwa rasio nilai gaya apung lebih besar dari gaya
tenggelam. Nilai gaya apung yang lebih besar dari gaya tenggelam memungkinkan
alat tangkap gillnet dioperasikan di permukaan perairan. Hasil perhitungan daya
apung ekstra (extra buoyancy) didapatkan kisaran 47,6 - 49,6%. Hal ini
membuktian bahwa alat tangkap gillnet memiliki daya apung dalam satu piece
harus lebih besar dari total gaya tenggelamnya. Besar kecilnya daya apung dan
daya tenggelam akan mempengaruhi ketegangan jaring.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum hidrodinamika yang dilakukan pada hari
Jum’at, 16 Desember 2016 didapatkan analisa hasil extrabouyancy dari alat
tangkap payang dan gill net. Alat tangkap payang mempunyai total buoyancy
sebesar -1.857604386, total sinking 1.564823397, Q total -0.02278, dan
extrabouyancy alat tangkap payang adalah sebesar 199%. Sdangkan Alat tangkap
gill net mempunyai total buoyancy sebesar -2.83071, total sinking 0.649520649,
Q total -2.181, dan extrabouyancy alat tangkap payang adalah sebesar 123%.
Data hasil perhitungan praktikum pada alat tangkap payang dan
gill net untuk perhitungan extrabouyancy-nya tidak sesuai dengan extra buoyancy
dari alat tangkap payang dan gill net dari literature pembanding dikarenakan
pada praktikum digunakan bukan alat tangkap asli dari nelayan.
5.2 Saran
Pada praktikum hidrodinamika sebaiknya dijelaskan
lebih jelas lagi dan peralatanya masih kurang lengkap dan seharusnya memakai
bahan alat tangkap asli dari nelayan. Supaya hasil yang didapatkan dari analisa
tidak terlalu jauh dari sumber literature yang ada. Serta perhitungannya lebih
di detailkan lagi mulai dari gaya eksternal dan interbal pada alat tangkap
tersebut jangan hanya extrabouyancy-nya saja.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto,
Dodik. 2008. Analisis Finansial Unit
Penangkapan Payang Di Desa Padelegan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Skripsi. Bogor : Program Studi
Manajemen Bisnis Dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Ayodhyoa,
AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan.
Yayasan Dewi Sri. Bogor
Fridman, A.I. 1988. Calculations For Fishing Gear Design. Published
by Aragnment With The Food and Agriculture Organitation of the United Nations.
Fuad. 2006. Analisis Efisiensi
Opersi Penangkapan Purse Seine Di Perairan Probolinggo. Fakultas Teknologi
Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Genisa, Abdul Samad.
1998. Beberapa Catatan Kecil Tentang Alat Tangkap Ikan Pelagik Kecil. Oseana,
Volume XXIII, Nomor 3 & 4, 1998: 19-34
Hakim, Riza Rahman. 2011. Gill Net (Jaring Insang). Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang
Journal of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology.2014. universitas
Diponegoro.Volume 3, Nomor 2, Tahun
2014, Hlm 46-53.:http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfrumt
Najamudin,
Mahfud palo dan Ahmad Affandy. 2011. Rancang Bangun Jaring Insang Ikan Terbang
di Perairan Kabupaten Takalar Sulewesi Selatan. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan : Universitas Hasanuddin
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.
2011. Materi Penyuluhan. Jakarta
Subani, W.
1972. Alat dab Tjara Penangkapan Ikan Di Indonsia, LPPI. Jakarta
Sudirman,
Musbir, Ihsan Nurdian dan Rudi Sihbudi.2008. Deskripsi Alat Tangkap Cantrang, Analisis
Bycatch, Discard Dan Komposisi Ukuran Ikan Yang Tertangkap Di Perairan Takalar.Universitas Diponegoro.no.2,vol.18
Sutrisno,
Aliman., Irwandy Syofyan., dan Isnaniyah. 2013. Study Construction of Gillnet In The Village Nipah Panjang I,
Subdistrict of Nipah Panjang, East Tanjung Jabung Regency. Provinsi Jambi
Syofyan,
Irwandy., Syaifuddin,. Fistya Cendana. 2010. Studi Komparatif Alat Tangkap
Jaring Insang Hanyut (drift gillnet) Bawal Tahun 1999 Dengan Tahun 2007
di Desa Meskom Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Jurnal
Perikanan dan Kelautan 15,1 (2010) : 62-70
Wicaksono,
Gandung Kencono., Asriyanto, dan Herry Boesono. 2014. Analisis Efisiensi
Teknis Genuine Payang Dan Modifikasi Payang Dengan Windows Samping
Terhadap Hasil Tangkapan Di Perairan Kabupaten Kendal. Semarang : Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro. Vol. 3 (2) : 46-53.
LAMPIRAN
Lampiran 1.Menimbang
Pelampung Payang
Lampiran 2.Pelampung Tanda
Payang
Lampiran 3.Mengukur Panjang
Tali Ris Atas Payang
Lampiran 4.Jaring Payang
Lampiran 5.Tali Ris Atas
Payang
Lampiran 6.Pemberat Payang
Lampiran 7. Menimbang Tali
Ris Bawah Gill Net
Lampiran 8. Menimbang Tali Ris
Atas Gill Net
Lampiran 9. Menimbang
Pemberat Gill Net
Lampiran 10. Menimbang Pelampung Gill Net
Lampiran 11. Menimbang Badan Jaring Gill Net
Lampiran 12. Peralatan Mengukur Gill Net
Lampiran
13. Gill Net